Minggu, 14 Desember 2014

Penduduk Indonesia

Penduduk & Tingkat Pendidikan - Kualitas Pendidikan di Papua


Di era globalisasi dan zaman yang semakin modern ini ada sebuah tolak ukur apakah suatu negara masuk dalam tingkatan negara maju, negara berkembang, atau negara miskin atau tertinggal, tolak ukur tersebut adalah tingkat pendidikan. Data yang didapat dari Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011 yang di keluarkan oleh UNESCO diluncurkan di New York indeks pembangunan pendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara. Ini mengindikasikan bahwa Indonesia adalah termasuk negara berkembang. Namun perkembangan kualitas pendididkan di Indonesia tidak merata di semua daerah. Daerah Indonesia bagian timur, terutama papua masih sangat tertinggal dalam hal pendidikan.

Pengembangan pendidikan di Papua masih sangat tertinggal. Hal ini tentu berdampak luas sehingga akan timbul persoalan lainnya seperti masalah sosial, politik, dan terutama ekonomi. Karena buruknya kualitas di papua menyebabkan tingkat kemiskinan penduduknya juga tinggi. Bahkan masih banyak masyarakat papua yang buta huruf. Ada beberapa hal yang menyebabkan tertinggalnya pendidikan di Papua dibandingkan daerah lain di Indonesia diantaranya rendahnya kualitas pengajar dan sarana & prasarana yang kurang memadai. Selain itu komitmen dan terobosan dari pemerintah untuk meningkatkan pendidikan di Papua dirasa kurang. Tidak hanya dari pemerintah, masyarakat yang belum sadar arti penting dari pendidikan juga menjadi salah satu penghambat. 

Rendahnya tingkat pendidikan di papua dapat dilihat dari tingkat partisipasi murni pendidikannya. Badan Pusat Statistik (2010) mencatat angka pertisipasi murni pendidikan Papua pada seluruh jenjang (TK, SD, SMP, SMA/SMK) hanya mencapai 553.290 dari 1.270.150 anak usia sekolah. Artinya 50% lebih anak-anak usia sekolah tidak mendapatkan pendidikan di sekolah. Terutama di kampung-kampung pedalaman. Faktor mahalnya biaya serta jauhnya sekolah juga menjadi kendala. Namun, faktor utamanya adalah kurangnya guru (berkualitas). Dari total 20.624 guru di Papua sebanyak 18.584 belum berkualifikasi sebagai guru. sementara baru 2.040 guru berkualifikasi S1. dari jumlah itu 1.176 telah bersertifikasi profesi guru dan sisanya, 864 guru masih dalam proses (Disdikprov Papua, 2010).

Akibat dari buruknya pendidikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM atau Human Development Index / HDI) di Papua tergolong rendah. IPM diukutr dari tingkat melek huruf pendidikan, dan standar (taraf) hidup. Indeks ini menentukan apakah kualitas SDM suatu daerah atau negara termasuk kategori maju, berkembang atau terbelakang. Ada empat kategori IPM menurut United Nations Development Program (UNDP) dari skala 0, 0-100,0. Pertama tingkat rendah, IPM berada di kisaran kurang dari 50,0. Kedua tingkat menegah ke bawah, dengan IPM 50,0 - 65,9. Ketiga tingkat menegah ke atas, dengan IPM 66,0 - 79,9. dan keempat tingkat tinggi, dengan IPM lebih dari 80,0. Di Indonesia IPM rata-rata nasional tercatat 69,6 dimana DKI Jakarta menempati posisi tertinggi dengan IPM 77,6. Sementara IPM di Papua hanya berkisar 50,0-65,9. Artinya tingkat IPM di Papua masih di tingkat menengah ke bawah. Sehingga antara IPM Papua dan DKI Jakarta (serta daerah-daerah lain) masih terdapat jurang perbedaan yang sangat lebar. Artinya kualitas pendidikan di Papua masih harus ditingkatkan secara konsisten agar mampu mengejar ketertinggalan dari daerah lain di Indonesia.

Peran pemerintah di sini sangat penting untuk kemajuan pendidikan di Papua. Pemerintah harus menyediakan dana khusus untuk membangun infrastruktur pendidikan di Papua. Selain itu tambahan tenaga guru berkualitas juga harus disediakan bagi anak-anak Papua. Selain dari sisi pemerintah, warga Papua juga harus diberi pengarahan tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka yang masih dalam usia sekolah. Jika semua hal ini bisa terwujud dapat dipastikan pemerataan pembangunan sumber daya manusia bagi bangsa Indonesia. Sehingga dapat menekan angka kemiskinan di daerah.

Referensi :

Sumber Arus Listrik Searah (DC)

Sumber Arus Listrik Searah



Arus searah atau DC (Direct Current) aliran elektron dari suatu titik yang energi potensial-nya tinggi ke titik lain yang energi potensial-nya lebih rendah. Sumber arus listrik searah biasanya adalah baterai (termasuk aki dan elemen volta) dan panel surya. Arus searah biasanya mengalir pada sebuah konduktor, walaupun mungkin saja mengalir pada semi-konduktor, isolator, dan ruang hampa udara.
Arus searah dulu dianggap sebagai arus positif yang mengalir dari ujung positif sumber arus listrik ke ujung negatifnya. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang bermuatan positif, yang "tampak" mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.

Penyaluran tenaga listrik komersil yang pertama (yang dibuat oleh Thomas Edison di akhir abad ke 19) menggunakan listrik arus searah. Karena listrik arus bolak-balik lebih mudah digunakan dibandingkan dengan listrik arus searah untuk transmisi (penyaluran) dan pembagian tenaga listrik, pada zaman sekarang hampir semua transmisi tenaga listrik menggunakan listrik arus bolak-balik.
Sumber listrik arus searah (DC) yang paling banyak dikenal adalah sumber listrik DC yang membangkitkan listrik secara kimia.

Elemen Elektro Kimia

Menurut Neinst, batang logam yang dimasukan dalam larutan asam sulfat akan melepaskan ion-ion positif ke dalam larutan itu, oleh karena itu, logam tersebut menjadi bermuatan negative. Sedangkan larutan tersebut menjadi muatan positif. Beda potensial tersebut dinamakan tegangan larutan elektrolit.

Tidak semua logam mempunyai kemampuan melepaskan ion-ion electron sama besar. Berdasarkan daftar elemen yang di buat Volta. Kita ketahui bahwa seng (zn) lebih kuat melepaskan ion-ion electron dari logam (cu) atau tembaga. Daftar volta, logam yang kuat melepaskan ion-ion electron disebelah kiri makin kekanan adalah logam yang makin lemah melepaskan ion-ion elektronnya.
Untuk mendapatkan beda potensial yang baik dari bahan yang murah dan mudah didapat, dibuatlah sebuah elemen oleh Volta sebagai berikut :


Yang terjadi ialah adanya beda potensial. Batang tembaga menjadi kutub positif dan batang seng mnejadi kutub negative. Beda potensial antara kutub positif dan kutub negative disebut Gaya Gerak Listrik. Kemudian kedua kutub tersebut disambungkan dengan sebuah bola lampu atau alat ukur sehingga terlihat adanya beda potensial pada kedua kutub tersebut.
Pada ujung-ujung kawat penghubung terdapat beda potensial yang disebut tegangan jepit lampu yang dihubungkan dengan elemen basah volta. Berpijar lampu ini tidak berpijar lama dan segera meredup kemudian padam. Hal ini terjadi sebab plat tembaga tertutup oleh lapisan gelombang gas hydrogen. Jika plat-plat dikeluarkan dan gelombang dihilangkan dengan dicuci, kemudian plat-plat itu dicelupkan kembali kedalam larutan maka lampu akan berpijar lagi tetapi hanya bertahan dalam waktu singkat.

Referensi :

1. http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_searah

Sumber Arus Listrik Bolak-Balik (AC)

Sumber Arus Listrik Bolak-Balik



Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya arus berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak berubah-ubah dengan waktu. Bentuk gelombang dari listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida, karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling efisien. Namun dalam aplikasi-aplikasi spesifik yang lain, bentuk gelombang lain pun dapat digunakan, misalnya bentuk gelombang segitiga (triangular wave) atau bentuk gelombang segi empat (square wave).
Arus listrik AC dihasilkan oleh sebuah Generator Listrik. Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrik. Walau generator dan motor punya banyak kesamaan, tapi motor adalah alat yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel lilitannya. Hal ini bisa dianalogikan dengan sebuah pompa air, yang menciptakan aliran air tapi tidak menciptakan air di dalamnya. Sumber enegi mekanik bisa berupa resiprokat maupun turbin mesin uap, air yang jatuh melakui sebuah turbin maupun kincir air, mesin pembakaran dalam, turbin angin, engkol tangan, energi surya atau matahari, udara yang dimampatkan, atau apa pun sumber energi mekanik yang lain. Cara kerja generator listrik adalah  menggunakan induksi elektromagnet, yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul energi induksi. 
Terdapat 2 komponen utama pada generator listrik, yaitu: sator (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Rotor akan berhubungan dengan poros generator listrik yang berputar pada pusat stator. Kemudian poros generator listrik tersebut biasanya diputar dengan menggunakan usaha yang berasal dari luar, seperti yang berasal dari turbin air maupun turbin uap. Berikut ini adalah penjelasan cara kerja generator listrik tersebut :


Pada generator listri AC ini terdapat 2 buah stator. Kutub - kutub magnet yang berlawanan saling dihadapkan sehingga diantara kedua kutub magnet tersebut dihasilkan medan magnet. Di alam medan magnet tersebut terdapat kumpran yang mudah berputar pada porosnya. Karena kumparan selalu berputar, maka jumlah gaya magnet yang masuk ke dalam kumparan juga selalu berubah - ubah. Sifat dari arus listrik yang dihasilkan oleh generator listrik AC ini  berjenis bolak - balik dengan bentuk seperti gelombang; amplitudonya bergantung pada kuat medan magnet, jumlah lilitan kawat, dan luas penampang kumparan; serta frekuensi gelombangnya sama dengan frekuensi putaran kumparan.

Referensi : 
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Arus_bolak-balik
2. http://id.wikipedia.org/wiki/Generator_listrik
3. http://carapedia.com/kerja_generator_listrik_info2559.htm

Operasional Amplifier (Op-Amp)

Operasional Amplifier


Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan tinggi yang terintegrasi  dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Pada dasarnya operasional amplifier (Op-Amp) merupakan suatu penguat diferensial yang memiliki 2 input dan 1 output.

Op-amp ini digunakan untuk membentuk fungsi-fungsi linier yang bermacam-mcam atau dapat juga digunakan untuk operasi-operasi tak linier, dan seringkali disebut sebagai rangkaian terpadu linier dasar. Penguat operasional (Op-Amp) merupakan komponen elektronika analog yang berfungsi sebagai amplifier multiguna dalam bentuk IC dan memiliki simbol sebagai berikut :




Simbol Operasional Amplifier 

Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting), apabila kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional  ideal , operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Impedansi Input (Zi) besar = ∞

2. Impedansi Output (Z0) kecil= 0
3. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
4. Band Width respon frekuensi lebar = ∞
5. V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1.

6. Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.


Rangkaian dasar operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari bipolar transistor (BJT) seperti terlihat pada gambar berikut.




Rangkaian Dasar Operasional Amplifier (Op-Amp) Penguat Diferensial




Pada penguat diferensial diatas terdapat dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama sehingga Vod = 0.


Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 – V2. Hal ini akan menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan Transistor.

Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial (cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua (Vd2).

Mode operasi dari sebuah operasional amplifier (Op-Amp) dapat diset dalam beberapa mode penguatan sebagai berikut.

Mode Loop Terbuka


Pada mode loop terbuka besarnya penguatan tegangan adalah tak berhingga (∞), sehingga besarnya tegangan output hampir dan bisa dikatakan mendekati Vcc. Expresi matematika pada penuat operasional mode loop terbuka adalah.


Sehingga tegangan output ≈ Vcc.
Mode Loop Tertutup


Pada mode loop tertutup besarnya penguatan tegangan (Av) adalah besar tetapi tidak mecapai nilai maksimalnya dan dapat dituliskan sebagai berikut.


Mode Penguatan Terkendali



Pada mode operasi penguatan terkendali besarnya penguatan dari operasional amplifier (Op-Amp) dapat ditentukan dari nilai resistansi feedback dan input. Sehingga nilai penguatan tegangan (Av) pada mode operasi ini dapat dituliskan sebgai berikut.

 

Sehingga besarnya tegangan output adalah :



Mode Penguatan 1



Mode operasi penguatan 1 pada operasional amplifier (Op-Amp) sering disebut dengan istilah buffer (penyangga). Hal ini karena pada mode ini tidak terjadi penguatan tegangan (Av) bernilai 1. Konfigurasi ini berfungsi untuk memperkuat arus sinyal sehingga tidak drop pada saat diberikan beban terhadap sinyal input. Besarnya tegangan output (Vout) sama dengan tegangan input (Vin) karena penguatan tegangan (Av) operasional amplifier





Referensi :


Sabtu, 22 November 2014

Gelombang sinus




Grafik fungsi sinus dan kosinus berbentuk sinusoid dengan fase yang berbeda
Gelombang sinus atau sinusoid adalah fungsi matematika yang berbentuk osilasi halus berulang. Fungsi ini sering muncul dalam ilmu matematika, fisika, pengolahan sinyal, dan teknik listrik, dan berbagai bidang lain. 

Gelombang sinus sangat penting dalam bidang fisika karena gelombang ini mempertahankan bentuknya ketika ditambahkan kepada gelombang sinus berfrekuensi sama yang lain walaupun fasenya berbeda. Gelombang ini merupakan satu-satunya fungsi periodik yang memiliki sifat ini. Sifat ini menjadikan gelombang ini bagian penting dalam Analisis Fourier.

Daftar isi
Bentuk Umum
Secara umum, fungsi ini dapat memiliki:
  • dimensi ruang, x (posisi), dengan frekuensi k (juga disebut nomor gelombang)
  • titik tengah amplitudo tidak bernilai nol, D (disebut bias DC)

Persamaan ini menggambarkan gelombang sinus dalam satu dimensi, yaitu persamaan di atas menggambarkan amplitudo gelombang pada posisi x ketika waktu t dalam satu garis saja. Contohnya gelombang pada seutas tali yang digoyang-goyangkan.
Untuk gelombang yang lebih rumit, seperti gelombang air yang terbentuk dari batu yang dilempar kedalam kolam, maka diperlukan rumus yang lebih rumit pula.
Contoh kejadian
Gelombang kosinus dalam hubungannya dengan lingkaran.
Gelombang ini sering muncul sehari-hari, misalnya gelombang laut, gelombang suara, dan gelombang cahaya.
Gelombang kosinus merupakan gelombang "sinusoid" karena sehingga gelombang kosinus sama seperti gelombang sinus dengan pergeseran fase sebesar n/2. Oleh karena gelombang ini fasenya lebih maju, sering pula dikatakan fungsi kosinus mendahului gelombang sinus, atau gelombang sinus terlambat dari kosinus[3].
Telinga manusia dapat menangkap gelombang sinus dari udara sebagai suara yang jernih karena hanya memiliki frekuensi tunggal tanpa harmonik; beberapa suara yang mendekati gelombang sinus sempurna adalah siulan, gelas kristal yang dibunyikan dengan menggesekkan ujung jari pada bibir gelas, dan suara yang dihasilkan garpu tala[4].
Gelombang suara yang terdiri dari beberapa sinyal sinus akan tertangkap telinga sebagai bunyi "berisik" atau memiliki harmonik tertentu; dikatakan suara tersebut memiliki "warna" (timbre).
Seri Fourier
Pada tahun 1822, Joseph Fourier, seorang ahli matematika Perancis, menemukan bahwa gelombang sinusoid dapat digunakan untuk membentuk (paling tidak mendekati) semua gelombang periodik, termasuk gelombang persegi. Fourier menggunakan penemuan ini sebagai alat untuk menganalisa gelombang dan aliran panas. Analisis ini sering digunakan dalam pengolahan sinyal dan analisis statistik seri waktu.